Andriki SaputraNews. Direktorat Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut (Dit-PKEG), bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau (UNRI) menginisiasi kegiatan pendampingan yang bertujuan untuk mengisi Indeks Respon Lingkungan Hidup (IRLH) Regional Sumatera Tahun 2023. Kegiatan diadakan untuk membantu pemerintah daerah tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota di Sumatera dalam memantau dan mengelola dampak lingkungan hidup.
IRLH adalah upaya untuk meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), baik air, udara, air laut, tutupan lahan, dan ekosistem gambut dengan cara intervensi melalui 1) pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan kerusakan lingkungan; 2) menjalin kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, dan; 3) menyediakan data dan informasi kualitas lingkungan terkini.
Hal ini disampaikan Arya Arismaya Metananda Selaku Shut MSi selaku Tim LHK UNRI, menerangkan bentuk kegiatan kerja sama yang dilakukan UNRI melalui LPPM bersama dengan Dit-PKEG tahun 2023. Lebih lanjut, jelasnya beberapa indikator yang digunakan dalam pengukuran IRLH diantaranya kebijakan dan peraturan, struktur dan pengembangan kompetensi meliputi personil dan kapasitas SDM, alokasi anggaran, aktualisasi pelaksanaan, pelibatan pemangku kepentingan meliputi kolaborasi, publikasi dan inovasi mengenai pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan. IRLH sangat penting dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu, pengisian IRLH yang akurat dan komprehensif sangat diperlukan.
“Kegiatan pendampingan ini melibatkan seluruh provinsi dan kabupaten kota di Pulau Sumatera yaitu 10 provinsi dan 154 kabupaten kota yang memiliki beragam ekosistem dan permasalahan lingkungan yang berbeda. Dengan pendampingan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), dalam hal ini diinisiasi oleh Dit-PKEG KLHK dan LPPM UNRI, para pemangku kepentingan dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten kota akan diberikan bimibingan teknis (bimtek) dalam pengisian IRLH,” jelas Arya.
Assoc Prof Dr Emilda Firdaus SH MH Sekretaris LPPM UNRI dalam hal ini, menyampaikan sebagai perguruan tinggi yang berlokasi di Sumatera, UNRI merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan di wilayah ini. “Kami berharap kolaborasi dengan Direktorat Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut dapat menjadi langkah awal dalam upaya bersama untuk pelestarian alam.”
Dra C H Nety Widayati MT Pelaksana Tugas Direktur Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut, yang membuka kegiatan ini, menambahkan “Kami sangat antusias dalam mendukung pengisian IRLH di daerah Sumatera. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam melindungi dan melestarikan lingkungan hidup kita. Dengan melibatkan banyak pihak, kami berharap dapat menciptakan kemitraan yang kuat untuk pelestarian ekosistem yang berharga di Sumatera.”
Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober hingga 10 November 2023 ini, secara intensif memperoleh pendampingan. Selama periode ini, peserta menerima pelatihan teknis, bimbingan, dan dukungan teknis dalam pengisian IRLH. Hasil pengisian IRLH diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak lingkungan hidup di daerah Sumatera dan memungkinkan upaya konkret untuk menjaga keberlanjutan ekosistem tersebut.
Dengan inisiatif ini, Direktorat Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut dan LPPM UNRI bersama-sama berkomitmen untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan di Sumatera, serta melibatkan Pemda dalam melindungi sumber daya alam yang berharga bagi generasi mendatang. (ed: rion. foto: abdi) ***
Photo dokumentasi:
Andriki Saputra