Jaminan Kualitas Penelitian dan Pengabdian Melalui Penyamaan Persepsi
News. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau melaksanakan kegiatan penyamaan persepsi bagi reviewer penelitian dan pengabdian di lingkungan Universitas Riau. Acara dilakukan secara daring (dalam jaringan) melalui aplikasi zoom meeting, yang di hadiri oleh calon reviewer internal LPPM yang berjumlah 37 orang, Senin (14/1/2025).
Acara dibuka oleh Ketua LPPM Prof Dr Mubarak MSi. Mubarak, menyebutkan “ada beberapa hal yang ingin kita capai dari kegiatan pelatihan ini, pertama memberikan pemahaman dalam arah dan kebijakan dari pelaksanaan penelitian dan pengabdian yang dilaksanakan, menyamakan persepsi dalam melakukan review dalam kegiatan penelitian dan pengabdian yang dilaksanakan, serta untuk memberikan jaminan mutu dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian di Universitas Riau.”
“Semoga dengan terlaksananya kegiatan ini kita tentunya optimis dapat menentukan arah serta memberikan jaminan kualitas pelaksanaan penelitian dan pengabdian yang berkualitas, melalui tata kelola yang baik guna mewujudkan visi universitas yang telah ditetapkan,” kata Mubarak.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari mulai dari tanggal 14 hingga 15 Januari 2025. Pada hari pertama ini, peserta memperoleh materi dari sekretaris LPPM Assoc Prof Dr Emilda Firdaus SH MH tentang Panduan Penelitian dan Pengabdian tahun 202. Lalu dilanjutkan oleh pemaparan tentang pendampingan RAB dari Tim Satuan Pengawas Internal UNRI. Terakhir, materi disampaikan oleh Prof Dr Saryono MSi tentang kode etik dan etika reviewer serta teknik review.
Emilda, pada kesempatan itu menyampaikan ketentuan pelaksanaan penelitian dan pengabdian serta Skema yang ada pada panduan penelitian dan pengabdian tahun 2025. Prof Dr Saryono MSi pada kegiatan itu, mengatakan menjadi seorang reviewer itu hal yang sangat berat, karena bekerja seobjektif mungkin, dimana harus membuat keputusan yang tepat untuk penelaahan yang sedang dilakukan, terkadang menjadi dilema ketika kita menjadi seorang reviewer harus berhadapan dengan teman sejawat kita, tetapi harus bekerja seobjektif mungkin.
Pada pertemuan kedua, Dedi Suhendri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyampaikan Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) menunjukan kondisi suatu teknologi bisa (segera) dipakai/diterapkan dan dinyatakan dalam skala 1-9. Pada kesempatan itu Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, memaparkan kebijakan keuangan pada penelitian dan pengabdian dimana harus tertib, efisien, transparan dan akuntabel. (oriza. foto. ilham) ***